Senin, 27 Maret 2017

Mispersepsi Tentang Mindfulness


Oleh Duddy Fachrudin

Beberapa hal perlu menjadi perhatian saat memaknai mindfulness. Siegel, Germer, dan Olendzki (2009) menjelaskan bahwa mindfulness bukan berarti:

1. Pikiran kosong

Kondisi pikiran saat dalam kondisi mindfulness tidak dalam keadaan kosong atau kehilangan kemampuan analitis, justru pikiran yang benar-benar sadar.

2. Tanpa emosi

Kebanyakan orang berharap dengan berlatih mindfulness dapat mengurangi beban emosi. Khususnya ketika seseorang mengalami stres, mereka berharap sungguh-sungguh menjadi tanpa emosi. Pada kenyatannya adalah kebalikannya, karena seseorang dalam kondisi mindfulness dapat menampilkan emosi yang hidup.

3. Menghindar dari kehidupan

Berlatih mindfulness, khususnya meditasi mindfulness bukan berarti harus menyiapkan tempat yang jauh dari kehidupan dunia, seperti yang dilakukan para pertapa, biksu, sufi atau biarawan. Berlatih meditasi mindfulness dapat dilakukan di mana saja tanpa perlu menjauhi kehidupan.

4. Mencari kebahagiaan

Orang-orang yang mencari kebahagiaan dengan berlatih mindfulness pada awalnya merasa stres karena yang mereka temukan adalah pikiran yang mengembara, gelisah, dan tidak tenang. Saat berlatih mindfulness, pikiran-pikiran yang muncul tersebut cukup diterima, diamati, dan disadari.

5. Menghilangkan rasa sakit atau penderitaan

Berlatih mindfulness bukan untuk menghilangkan rasa sakit, namun justru untuk meningkatkan kapasitas dalam mengemban rasa sakit tersebut.



Mindfulness memang terbukti dapat membuat orang lebih bahagia serta mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit yang diderita. Namun sesungguhnya hal tersebut hanyalah efek dari berlatih mindfulness. Terjadi berbagai perubahan di dalam otak, sistem saraf, hormon, dan juga organ-organ tubuh setelah berlatih mindfulness.

Ketika kita ingin berlatih mindfulness cukup niatkan untuk menata pikiran dan perasaan kita sehingga menghasilkan perilaku yang bijaksana. Itulah yang lebih utama.

Referensi:
Siegel, R. D., Germer, C. K., & Olendzki, A. (2009). Mindfulness: What is it? Where did it come from?. Dalam F. Didonna (Ed.), Clinical handbook of mindfulness (hal. 17-36). New York: Springer Science & Business Media.

Sumber gambar:
https://www.psychologytoday.com/blog/focus-forgiveness/201307/conscious-the-unconscious

Share:

0 komentar:

Posting Komentar