Kamis, 23 Maret 2017

Apa itu Mindfulness?


Oleh Duddy Fachrudin

Time Magazine, salah satu media terkemuka dunia menyatakan tahun 2014 sebagai tahun mindfulness.

Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Mindfulness menjadi sebuah pendekatan yang paling sering diaplikasikan selain Cognitive Behavior Therapy oleh para praktisi psikologi, khususnya di Amerika Serikat.

Penelitian-penelitian mindfulness berkembang sangat pesat sejak awal tahun 1980. Fakta mengejutkan lainnya, 25% dari seluruh pegawai perusahaan di Amerika Serikat pernah mendapatkan pelatihan mindfulness.




Lalu apa sebenarnya mindfulness?

Germer, Siegel, dan Fulton (2005) menyebutkan mindfulness adalah suatu kondisi kesadaran pada saat ini dengan penuh penerimaan.

Mindfulness menekankan pada kesadaran, menjadi sadar sepenuhnya pada hal yang terjadi saat ini dengan mengalihkan pengalaman yang lain, diterima sepenuhnya tanpa penilaian (Mace, 2008).

Mindfulness merupakan suatu keterampilan dalam memberikan perhatian dengan berfokus pada satu tujuan, saat ini, dan tidak menilai (Kabat-Zinn, 1990).

Sederhananya mindfulness merupakan suatu kondisi di mana pikiran, perasaan, dan tubuh kita berada pada saat ini, tidak mengembara ke masa lalu maupun masa depan.

Mindfulness sangat berorientasi pada hidup saat ini. Konsep hidup saat ini (living in the present) berbeda dengan hidup untuk saat ini (living for the present). Hidup untuk saat (living for the present) ini dapat membuat seorang individu berperilaku dengan tidak mempertimbangkan konsekuensi yang terjadi di masa depan.

Sementara hidup pada saat ini (living in the present) mengembangkan perilaku berdasarkan kontrol diri dan pencapaian tujuan yang lebih efektif (Brown, Ryan, & Creswell, 2007).

Orang yang sehat dan bahagia mengembangkan kehidupan yang mindful. Pikirannya tidak mengembara kemana-mana, baik ke masa lalu maupun masa depan.

Biasanya orang yang hidup di masa lalu masih memendam kekecewaan, kemarahan, kekesalan, dendam, dan perasaan bersalah. Sedangkan orang yang hidup di masa depan merupakan tipe orang yang cemas dan khawatir berlebihan, selain itu hidupnya juga cenderung terburu-buru dan tidak tenang.

Maka, apakah Anda termasuk orang yang mengembangkan kehidupan yang mindful?

Cek pelatihan mindfulness terbaru di sini >>>

Referensi:
Brown, K. W., Ryan, R. M., & Creswell, J. D. (2007). Mindfulness: Theoretical foundations and evidence for its salutary effects. Psychological Inquiry, 18(4), 211-237, doi: 10.1080/10478400701598298.

Germer, C. K., Siegel, R. D., & Fulton P. R. (Eds.). (2005). Mindfulness and psychotherapy. New York: Guilford Press.

Kabat-Zinn, J. (1990). Full catastrophe living: Using the wisdom of your body and mind to face stress, pain, and illness. New York: Bantam Dell.

Mace, C. (2008). Mindfulness and mental health: Therapy, theory, and science. New York: Routledge.

Sumber gambar:
http://kellsresourcecentre.ie/?page_id=85

Share:

5 komentar:

  1. Terimakasih ilmu nyaa, bermanfaat sekali:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. Terimakasih sudah berkunjung ke Mindfulnesia :)

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih Kak Rian sudah membaca Mindfulnesia :)

      Hapus
  3. Terima kasih Kak Farid sudah membaca Mindfulnesia :)

    BalasHapus