Oleh Duddy Fachrudin
“Lalu apakah kita masih tetap bisa mindful meskipun melakukan lebih dari satu aktivitas?” tanya seseorang yang sedang belajar mindfulness kepada penulis.
Berlatih mindfulness identik dengan melatih kesadaran dengan objek tunggal, seperti napas, suara-suara tertentu, atau keheningan. Namun sebenarnya latihan mindfulness tidak hanya terbatas pada hal itu. Seseorang dapat melatih kesadaran pada objek lebih dari satu atau dapat dinamakan kesadaran terbuka.
Kita dapat melatih sensasi indera kita dari berbagai stimulus yang hadir, baik itu melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, pengecapan, dan penciuman. Kita mengamati, menyadari, merasakan sepenuhnya, serta menerima sensasi yang hadir dalam satu waktu. Sebagai contoh kita dapat duduk dengan nyaman di suatu tempat tertentu. Pada saat itu mata melihat objek tertentu, telinga mendengar suara-suara yang hadir di ruangan, kedua kaki merasakan sensasi bersentuhan dengan lantai atau tempat dimana kita duduk dan kulit di seluruh tubuh merasakan suhu di tempat itu, serta penciuman kita aktif merasakan bau yang masuk melalui hidung.
Dengan latihan kesadaran terbuka memungkinkan kita untuk bisa lebih mindful saat melakukan lebih dari satu aktivitas pada waktu yang bersamaan. Tentu sebelum berlatih mindfulness kesadaran terbuka ini, kita dapat berlatih mindfulness dengan objek tunggal. Semakin mudah memberikan atensi secara penuh pada objek tunggal maka semakin mudah pula mengamati dan menyadari objek yang beragam.
Inspirasi yang bagus datang dari sebuah penelitian ciamik yang dilakukan David M. Levy dan beberapa koleganya yang berjudul The Effects of Mindfulness Meditation Training on Multitasking in a High-Stress Information. Penelitian ini memaparkan kelompok yang berlatih meditasi mindfulness lebih bisa meng-handle dengan konsentrasi yang lebih baik dan stres yang lebih rendah saat melakukan aktivitas multitasking yang dilakukan di lingkungan kantor seperti mengecek dan menjawab email serta pesan-pesan instan lainya, mengusulkan agenda rapat dan sebagainya sambil menerima telepon dibandingkan kelompok yang hanya mendapat intervensi relaksasi tubuh dan kelompok kontrol (tidak mendapat perlakuan).
Tertarik dapat efektif dan efisien dalam multitasking? Tentu melakukan aktivitas multitasking di tempat yang aman dan jauh dari resiko bahaya.
Referensi:
Levy, D. M., Wobbrock, J. O., Kaszniak, A. W., & Ostergen, M. (2012). The effects of mindfulness meditation training on multitasking in a high stress information environtment. Graphic Interface.
Sumber gambar:
http://yourhub.denverpost.com/blog/2016/03/the-neuroscience-behind-multitasking-and-mindfulness/142034/
0 komentar:
Posting Komentar