Rabu, 16 Juni 2021

Sayangnya Kita Harus Jatuh Hati pada Mas Vincenzo



Oleh Nita Fahri Fitria 

Drama teranyar Song Joong-ki yang berjudul Vincenzo berhasil menyita perhatian publik. Kali ini bukan soal kisah cinta dalam drama yang membuat baper, tapi soal betapa apiknya Song Joong-ki dalam membawakan karakter Mafia. 

Jalan cerita dalam drama Vincenzo sendiri bisa disebut sebagai satire yang menyindir hukum di Korea yang seolah selalu berpihak pada kaum konglomerat atau mereka yang punya koneksi. Vincenzo beserta para penghuni sebuah gedung bernama Geumga Plaza berusaha melawan perusahaan raksasa yang korup dan semena-mena pada rakyat kecil yang turut menyeret beberapa pejabat berpengaruh lainnya di Korea. 

Perlawanan ini tentu saja tidak hanya bergulir di meja hijau, melainkan juga di “arena tempur” dengan berbagai strategi ala Mafia. Pada episode final, kedua penjahat utama meregang nyawa di tangan Vincenzo dan uniknya adegan pembunuhan ini seolah menjadi trofi kemenangan bagi kaum yang tertindas.

Karakter Vincenzo memang merupakan anti hero yang berusaha melawan penjahat kelas kakap dengan cara yang tidak kalah jahat. Beberapa kali Vincenzo mengulang dialog, “Aku adalah sampah yang berusaha membersihkan sampah lainnya agar masyarakat tidak tenggelam dalam timbunan sampah yang semakin banyak”. 

Ya, tujuan utamanya memang melawan penjahat, tapi kan tetap saja cara-cara penuh kekerasan hingga mengambil nyawa seseorang tidak dapat dibenarkan. Song Joong-ki sendiri dalam wawancara bersama Soompi mengatakan bahwa drama ini sebetulnya adalah drama black comedy tapi dia berpikir bahwa drama ini bergenre sedih. Alasannya adalah karena penonton harus mendukung seorang penjahat seperti Vincenzo. (www.soompi.com, 3 Mei 2021, artikel dibaca pada 5 Mei 2021).

Kisah dalam drama Vincenzo sebetulnya juga mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia di mana hukum begitu sulit ditegakkan. Ada banyak variabel yang membuat masyarakat geram karena pihak-pihak yang dianggap merugikan bahkan cenderung jahat pada masyarakat masih bisa melenggang bebas menikmati indahnya hidup. 

Oleh karenanya tidak heran jika drama Vincenzo juga membuat masyarakat Indonesia jatuh hati. Bisa saja ada yang berpikir jika seandainya Vincenzo benar-benar ada di kehidupan nyata, maka akan sangat mudah memberantas para koruptor atau penjahat lainnya.

Sekali lagi ini adalah satire level dewa atas bobroknya sistem hukum di suatu negeri. Saya sendiri sempat perang batin saat menonton keenam belas episodenya. Satu sisi saya bahagia melihat keberhasilan Vincenzo memberikan hukuman pada para penjahat, tapi di sisi lain saya juga merasa cara ini tidak benar. 

Bukankah tidak pernah ada alasan yang tepat untuk melakukan kejahatan meski pada penjahat sekalipun?

Andai saja keadilan bisa tegak tanpa tapi, mungkin kita tidak perlu memuja Mas Vin.

Ah tapi bolehkah kita berandai-andai?

Sumber gambar:

Share:

0 komentar:

Posting Komentar