Oleh Duddy Fachrudin
"Life was like a box of chocolates. You never know what you're gonna get." (Forrest Gump)
Apa jadinya jika kita sudah mengetahui apa yang akan hadir dalam kehidupan kita, seperti halnya rezeki, jodoh, dan segala takdir?
Lalu sebenarnya dimana lokasi harta karun itu?
Sang Maulana bertutur:
Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di hati langit yang paling rahasia.
Batin mengatakan:
Rasanya tidak mungkin kita mengjangkaunya. Adalah kemustahilan untuk meneruskan perjalanan ini. Apalagi disorientasi kemudian hadir mengaburkan visi.
Maka memeluk diri kemudian bersandar pada pinus yang kaya akan fitonsida merupakan jeda untuk mengisi kembali energi yang terkuras. Tak ketinggalan pula untuk bercerita dalam kata di selembar surat cinta tentang segala yang telah dijalani:
"Hai kamu... Terima kasih sudah menjadi manusia. Apapun yang telah dilalui itu membuatmu semakin menjadi manusia. Dan perjalanan ini... masih berlanjut, kita akan melangkah bersama di kehidupan yang penuh rahasia dan menawarkan berbagai kejutan."
Perjalanan pun dilanjutkan untuk menemukan rahasia demi rahasia kehidupan. Dan seperti kata Forrest Gump, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita dapatkan. Asyik, bukan?
Sistem navigasi pelayaran niscaya dan perlu ada agar di setiap langkah perjalanan berujung berkah. Di persimpangan manusia mampu untuk mengambil keputusan yang tepat sehingga meminimalisir tersesat. Meletakkan ego dan meminta bantuan kepada orang lain atau masyarakat bukan berarti menurunkan derajat.
Manusia sejatinya adalah arkeolog yang melakukan ekskavasi untuk mengetahui sejarah dan budaya peradaban serta harta karun tersembunyi. Maka menyusuri rimba dan goa merupakan bentuk syukur dan cinta kepada Sang Maha.
Dikisahkan terdapat sebuah peninggalan peninggalan kerajaan di masa lalu. Warisan tersebut adalah harta karun yang paling berharga. Para arkeolog di seluruh dunia mencarinya karena mendengar kabar bahwa dengan memiliki harta karun itu akan membuatnya bahagia .
Sampai akhirnya, seorang arkeolog bersama-sama berhasil menemukannya di kedalaman 100 meter dari permukaan bumi di dekat istana kerajaan.
Harta karun itu disimpan dalam sebuah kotak yang digembok dengan sangat kuatnya. Perlu satu hari sang arkeolog serta bekerja untuk membuka kotak itu.
Akhirnya kotak itu terbuka... dan isinya adalah... bukan emas, bukan perak, bukan pula permata kerajaan, melainkan sebuah batu pipih yang lebar berwarna putih yang ditulis dengan huruf Cina kuno.
Tulisan tersebut ternyata berupa 3 pertanyaan kaisar. Berikut pertanyaannya:
1. Kapan saat-saat paling penting dalam hidupku?
2. Siapakah orang yang paling penting dalam kehidupan?
3. Pekerjaan apa yang paling penting di dunia ini?
Arkeolog dengan dibantu seorang ahli bahasa menyelesaikan membaca ketiga pertanyaan itu. Ia tampak bingung dan berkata dalam hati, 'Apa maksud dari pertanyaan-pertanyaan ini?'
Karena bingung ia meletakkan kembali batu itu ke dalam kotak. Saat ia mengembalikan batu ke dalam kotak, ia melihat rangkaian kalimat yang ditulis sangat kecil. Secara langsung saja, ia memberi tahu ahli bahasa dan meminta untuk membacakan kalimat-kalimat itu.
Secara hati-hati, dengan menggunakan kaca pembesar ia mengucapkan kata demi kata:
1. Saat-saat terindah dalam hidupku adalah saat ini
2. Orang yang paling penting dalam hidupku adalah siapa pun orang yang bersamaku saat ini
3. Pekerjaan yang paling penting di dunia adalah melayani
Tak terasa kita sampai di penghujung kisah. Air terjun kehidupan yang tersembunyi di sudut pegunungan telah kita temukan. Dan kelak suatu saat kita akan bercerita kepada mereka tentang perjalanan rute rahasia.
Apa jadinya jika kita sudah mengetahui apa yang akan hadir dalam kehidupan kita, seperti halnya rezeki, jodoh, dan segala takdir?
Monkey D. Luffy akan berhenti berlayar mengarungi lautan jika ia mengetahui seperti apa wujud dari One Piece, harta karun berharga dambaan semua bajak laut. "Aku akan berhenti menjadi bajak laut! Aku tidak ingin melakukan petualangan yang membosankan seperti itu!" kata Luffy.
Hidup menjadi menarik saat segalanya masih menjadi misteri. Dan karena itu pula manusia diperjalankan oleh Tuhan untuk menyibak rahasia demi rahasia yang telah disiapkan oleh-Nya.
Dan untuk melakukan perjalanan itu diperlukan sumberdaya sehingga manusia mampu menempuhnya sengan riang dan suka cita. Segala potensi berupa penglihatan, pendengaran, serta hati ibarat air telaga yang kemudian dibawa dalam perjalanan hidup manusia. Pun potensi kebaikan atau senantiasa berada di jalan yang lurus (hanif) merupakan karakter default yang sudah ditanamkan oleh Sang Pencipta.
Inilah modal utama manusia untuk mengarungi kehidupan yang serba tidak pasti. Apalagi perjalanan mengharuskan kita melewati rimba yang asing dan menyusuri goa yang gelap. Kemampuan untuk senantiasa sadar amat sangat diperlukan. Di sinilah kita perlu hati-hati dan selalu wawas akan diri.
Mengawasi dan mengamati segala lintasan pikiran yang bisa mendistraksi dari tujuan utama kita menyibak misteri dan rahasia. Ketidakmampuan kita dalam niteni dapat menggoyahkan keseimbangan yang mengakibatkan kita tergelincir dan jatuh ke lorong vertikal goa. Sampai akhirnya manusia sadar bahwa ternyata waktu hidup di dunianya telah habis dan belum menemukan tujuan yang sesungguhnya.
Begitulah perjalanan dengan segala tantantangannya. Bahkan setelah kita berhasil melewati goa dan kembali mendapatkan sapa dari cahaya matahari, kita beranggapan perjalanan kita sudah usai. Padahal "One Piece" nya belum ditemukan.
Hidup menjadi menarik saat segalanya masih menjadi misteri. Dan karena itu pula manusia diperjalankan oleh Tuhan untuk menyibak rahasia demi rahasia yang telah disiapkan oleh-Nya.
Dan untuk melakukan perjalanan itu diperlukan sumberdaya sehingga manusia mampu menempuhnya sengan riang dan suka cita. Segala potensi berupa penglihatan, pendengaran, serta hati ibarat air telaga yang kemudian dibawa dalam perjalanan hidup manusia. Pun potensi kebaikan atau senantiasa berada di jalan yang lurus (hanif) merupakan karakter default yang sudah ditanamkan oleh Sang Pencipta.
Inilah modal utama manusia untuk mengarungi kehidupan yang serba tidak pasti. Apalagi perjalanan mengharuskan kita melewati rimba yang asing dan menyusuri goa yang gelap. Kemampuan untuk senantiasa sadar amat sangat diperlukan. Di sinilah kita perlu hati-hati dan selalu wawas akan diri.
Mengawasi dan mengamati segala lintasan pikiran yang bisa mendistraksi dari tujuan utama kita menyibak misteri dan rahasia. Ketidakmampuan kita dalam niteni dapat menggoyahkan keseimbangan yang mengakibatkan kita tergelincir dan jatuh ke lorong vertikal goa. Sampai akhirnya manusia sadar bahwa ternyata waktu hidup di dunianya telah habis dan belum menemukan tujuan yang sesungguhnya.
Begitulah perjalanan dengan segala tantantangannya. Bahkan setelah kita berhasil melewati goa dan kembali mendapatkan sapa dari cahaya matahari, kita beranggapan perjalanan kita sudah usai. Padahal "One Piece" nya belum ditemukan.
Lalu sebenarnya dimana lokasi harta karun itu?
Sang Maulana bertutur:
Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di hati langit yang paling rahasia.
Batin mengatakan:
Rasanya tidak mungkin kita mengjangkaunya. Adalah kemustahilan untuk meneruskan perjalanan ini. Apalagi disorientasi kemudian hadir mengaburkan visi.
Maka memeluk diri kemudian bersandar pada pinus yang kaya akan fitonsida merupakan jeda untuk mengisi kembali energi yang terkuras. Tak ketinggalan pula untuk bercerita dalam kata di selembar surat cinta tentang segala yang telah dijalani:
"Hai kamu... Terima kasih sudah menjadi manusia. Apapun yang telah dilalui itu membuatmu semakin menjadi manusia. Dan perjalanan ini... masih berlanjut, kita akan melangkah bersama di kehidupan yang penuh rahasia dan menawarkan berbagai kejutan."
Perjalanan pun dilanjutkan untuk menemukan rahasia demi rahasia kehidupan. Dan seperti kata Forrest Gump, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita dapatkan. Asyik, bukan?
Sistem navigasi pelayaran niscaya dan perlu ada agar di setiap langkah perjalanan berujung berkah. Di persimpangan manusia mampu untuk mengambil keputusan yang tepat sehingga meminimalisir tersesat. Meletakkan ego dan meminta bantuan kepada orang lain atau masyarakat bukan berarti menurunkan derajat.
Manusia sejatinya adalah arkeolog yang melakukan ekskavasi untuk mengetahui sejarah dan budaya peradaban serta harta karun tersembunyi. Maka menyusuri rimba dan goa merupakan bentuk syukur dan cinta kepada Sang Maha.
Dikisahkan terdapat sebuah peninggalan peninggalan kerajaan di masa lalu. Warisan tersebut adalah harta karun yang paling berharga. Para arkeolog di seluruh dunia mencarinya karena mendengar kabar bahwa dengan memiliki harta karun itu akan membuatnya bahagia .
Sampai akhirnya, seorang arkeolog bersama-sama berhasil menemukannya di kedalaman 100 meter dari permukaan bumi di dekat istana kerajaan.
Harta karun itu disimpan dalam sebuah kotak yang digembok dengan sangat kuatnya. Perlu satu hari sang arkeolog serta bekerja untuk membuka kotak itu.
Akhirnya kotak itu terbuka... dan isinya adalah... bukan emas, bukan perak, bukan pula permata kerajaan, melainkan sebuah batu pipih yang lebar berwarna putih yang ditulis dengan huruf Cina kuno.
Tulisan tersebut ternyata berupa 3 pertanyaan kaisar. Berikut pertanyaannya:
1. Kapan saat-saat paling penting dalam hidupku?
2. Siapakah orang yang paling penting dalam kehidupan?
3. Pekerjaan apa yang paling penting di dunia ini?
Arkeolog dengan dibantu seorang ahli bahasa menyelesaikan membaca ketiga pertanyaan itu. Ia tampak bingung dan berkata dalam hati, 'Apa maksud dari pertanyaan-pertanyaan ini?'
Karena bingung ia meletakkan kembali batu itu ke dalam kotak. Saat ia mengembalikan batu ke dalam kotak, ia melihat rangkaian kalimat yang ditulis sangat kecil. Secara langsung saja, ia memberi tahu ahli bahasa dan meminta untuk membacakan kalimat-kalimat itu.
Secara hati-hati, dengan menggunakan kaca pembesar ia mengucapkan kata demi kata:
1. Saat-saat terindah dalam hidupku adalah saat ini
2. Orang yang paling penting dalam hidupku adalah siapa pun orang yang bersamaku saat ini
3. Pekerjaan yang paling penting di dunia adalah melayani
Tak terasa kita sampai di penghujung kisah. Air terjun kehidupan yang tersembunyi di sudut pegunungan telah kita temukan. Dan kelak suatu saat kita akan bercerita kepada mereka tentang perjalanan rute rahasia.
Sumber gambar:
Wellness Trip Batch 7: Jelajah Rute Rahasia, Dokumentasi pribadi