Tampilkan postingan dengan label Mindfulness Kesadaran Terbuka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mindfulness Kesadaran Terbuka. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 Juni 2020

Mindful Diet: Memasak Dimsum Sepenuh Jiwa


Oleh Nur Yanayirah 

Kenapa mindful cooking

Karena saat saya belanja, cuci bersih bahan, bikin adonan, membentuk adonan, dan kukus, dilakukan dengan mindful, maka memasak menjadi enjoy. Penuh kesadaran dan kesabaran, fokus dan konsentrasi selama memasak. 

Mengosongkan pikiran untuk hal-hal lain, memprioritaskan untuk memasak dimsum ini, dan menikmati semua proses-nya, tidak terlalu mempedulikan bagaimana hasilnya. 

Yang penting adalah "kenikmatan dalam bekerja", hadir pada saat ini, pikiran tidak mengawang-awang ke masa lalu, atau masa depan. Hadir, sepenuh jiwa...

Dimsum Ayam Keju

Bahan:
-500 gram ayam cincang
-Keju 100 gram
-Wortel parut

Haluskan:
-Bawang merah 10 siung
-Bawang putih 5 siung
-Jahe 1 buah

Bumbu lain:
-Saus tiram 2 sachet
-Penyedap rasa bisa di skip
-Tapioka 10 sdm
-Telor 1 butir
-Daun bawang secukupnya
-Garam secukupnya
-Gula pasir secukupnya
-Kulit pangsit

Let's cook...
 
Cuci bersih ayam, lalu cincang.

Haluskan bumbu, tambahkan saus tiram, penyedap rasa, garam, gula, daun bawang cincang, tambahkan telur dan keju, aduk rata, dan taburi wortel parut.

Masukan adonan dimsum ke dalam kulit pangsit, kukus selama 35-40 menit, api sedang saja. 

Sajikan..

Hidup berkesadaran dengan melakukan mindfulness in cooking. Cukup masak yang simpel-simpel. 

Atau selain memasak teman-teman juga bisa melatih hidup mindful dengan melakukan aktivitas: menyetrika baju, melukis, menggambar, dan menjahit. Jangan terlalu pedulikan hasilnya. At least teman-teman sudah berusaha.

Dengan terbiasa melakukan ini, insya Allah kita jadi bisa lebih fokus, dan mengurangi pikiran negatif yang tidak perlu.

Sumber gambar:
Dokumentasi pribadi

Rabu, 15 April 2020

Saat Bala Melahirkan Waskita (Bagian 1)



Oleh Tauhid Nur Azhar 

Belum lama ini sehubungan dengan perkembangan wabah atau pageblug yang diperantarai virus SarsCoV-2, Sultan HB X menyampaikan petuah dari Sultan Agung Hanyokrokusumo yang sangat relevan dalam memaknai kondisi yang terjadi saat ini; Mangasah Mangising Budi, Memasuh Malaking Bumi

Maknanya adalah; mengasah ketajaman akal-budi, membasuh malapetaka bumi. Ini sejalan dengan dalil: 

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (QS Ar-Ruum: 41) 

Pageblug ini adalah sebuah peringatan, sekaligus sebuah proses pembelajaran komprehensif yang menempatkan manusia di posisi untuk melakukan proses kontemplasi dan secara paralel "dipaksa" untuk berpikir sistematik dalam menemukan solusi yang bersifat sistemik. 

Ketidak berimbangan pada proses eksploitasi dalam rangka mengakomodir pemenuhan kebutuhan akan rasa aman yang berlebihan, telah menempatkan manusia dalam posisi gagal mensyukuri dan menahan diri dalam mengambil manfaat di semesta sebagaimana yang telah dijanjikan. 

Padahal segenap potensi alam yang telah diciptakan Allah Swt., tak lain dan tak bukan dimaksudkan untuk diolah hingga memiliki nilai tambah serta dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari berkah. 

Kajian tafsir, baik tafsir bil ma'sur maupun tafsir birra'yi dari berbagai ayat Allah tentang potensi sumber daya alam, menunjukkan bahwa memang semestinya manusia dapat mengolah dan mengambil manfaat dari semua yang telah diciptakan Allah hingga dapat menghadirkan banyak hal yang bersifat maslahat. 

Tetapi sekali lagi, jika saya boleh menyitir nasehat Sultan HB X, masalah kita terkait naluri impulsi serakah tak terlepas dari karakter 3G berikut: golek menange dewe (mencari menangnya sendiri), golek butuhe dewe (mencari kebutuhan sendiri), dan golek benere dewe (mencari benarnya sendiri). 

Karena teknologi teleko sudah berkembang, izin saya menambahi menjadi 5G ya: golek senenge dewe, dan golek slamete dewe

Egosentrisme yang lahir dari kinerja survival tools di otak manusia. Ketika spektrum naluri limbikiyah telah memancarkan sinar yang berintensitas tinggi, maka spektrum waskita perlahan berpendar menuju pudar karena terinferensi gelombang yang didominasi kecemasan yang berenergi reduksi yang condong mengeliminasi. 


Jumat, 09 Juni 2017

Cara Agar Aktivitas Multitasking Efektif dan Efisien


Oleh Duddy Fachrudin

“Lalu apakah kita masih tetap bisa mindful meskipun melakukan lebih dari satu aktivitas?” tanya seseorang yang sedang belajar mindfulness kepada penulis.

Berlatih mindfulness identik dengan melatih kesadaran dengan objek tunggal, seperti napas, suara-suara tertentu, atau keheningan. Namun sebenarnya latihan mindfulness tidak hanya terbatas pada hal itu. Seseorang dapat melatih kesadaran pada objek lebih dari satu atau dapat dinamakan kesadaran terbuka. 

Kita dapat melatih sensasi indera kita dari berbagai stimulus yang hadir, baik itu melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, pengecapan, dan penciuman. Kita mengamati, menyadari, merasakan sepenuhnya, serta menerima sensasi yang hadir dalam satu waktu. Sebagai contoh kita dapat duduk dengan nyaman di suatu tempat tertentu. Pada saat itu mata melihat objek tertentu, telinga mendengar suara-suara yang hadir di ruangan, kedua kaki merasakan sensasi bersentuhan dengan lantai atau tempat dimana kita duduk dan kulit di seluruh tubuh merasakan suhu di tempat itu, serta penciuman kita aktif merasakan bau yang masuk melalui hidung. 

Dengan latihan kesadaran terbuka memungkinkan kita untuk bisa lebih mindful saat melakukan lebih dari satu aktivitas pada waktu yang bersamaan. Tentu sebelum berlatih mindfulness kesadaran terbuka ini, kita dapat berlatih mindfulness dengan objek tunggal. Semakin mudah memberikan atensi secara penuh pada objek tunggal maka semakin mudah pula mengamati dan menyadari objek yang beragam.




Inspirasi yang bagus datang dari sebuah penelitian ciamik yang dilakukan David M. Levy dan beberapa koleganya yang berjudul The Effects of Mindfulness Meditation Training on Multitasking in a High-Stress Information. Penelitian ini memaparkan kelompok yang berlatih meditasi mindfulness lebih bisa meng-handle dengan konsentrasi yang lebih baik dan stres yang lebih rendah saat melakukan aktivitas multitasking yang dilakukan di lingkungan kantor seperti mengecek dan menjawab email serta pesan-pesan instan lainya, mengusulkan agenda rapat dan sebagainya sambil menerima telepon dibandingkan kelompok yang hanya mendapat intervensi relaksasi tubuh dan kelompok kontrol (tidak mendapat perlakuan).

Tertarik dapat efektif dan efisien dalam multitasking? Tentu melakukan aktivitas multitasking di tempat yang aman dan jauh dari resiko bahaya.

Referensi:
Levy, D. M., Wobbrock, J. O., Kaszniak, A. W., & Ostergen, M. (2012). The effects of mindfulness meditation training on multitasking in a high stress information environtment. Graphic Interface

Sumber gambar:
http://yourhub.denverpost.com/blog/2016/03/the-neuroscience-behind-multitasking-and-mindfulness/142034/