Sabtu, 08 April 2017

Efek Negatif dari Pikiran Mengembara


Oleh Duddy Fachrudin

Pikiran yang mengembara identik dengan melamun, tidak fokus, dan pikiran itu tidak berada pada saat ini. Pikiran tersebut kembali pada masa lalu atau melayang jauh ke masa depan.

Seseorang yang pikirannya mengembara menjadi tidak mindful terhadap apa yang sedang dikerjakannya.

Seringkali pikiran yang “melompat-lompat” itu membuat pemiliknya mengembangkan kekhawatiran, kecemasan, atau kekecewaan. Hal ini yang dapat menganggu kehidupan individu itu sendiri, karena hidup yang dipenuhi dengan perasaan-perasaan itu menjadi tidak berkualitas. 

Pikiran yang suka berkelana dan mengembara di sini bukan suatu pemikiran ide-ide kreatif atau visi masa depan yang kemudian dieksekusi dalam suatu produk yang berkualitas atau aksi yang positif yang bermanfaat bagi banyak orang.

Pikiran mengembara ibarat suatu pikiran yang terjebak dalam suatu perangkap. Pikiran tersebut melibatkan ego individu, yang artinya ego atau aku sangat mendominasi dalam pikiran.

Sebagai contoh seorang wanita yang sebentar lagi menikah merasa cemas dan khawatir pernikahannya tidak berlangsung baik. Ia memiliki pikiran “aku tidak cukup baik sebagai seorang istri”. Pikiran tersebut muncul karena ia melihat berita-berita perceraian di televisi.




Pikiran yang mengembara tidak hanya membuat gelisah dan gundah gulana hingga berujung nestapa serta tidak bahagia.

Pikiran tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik yang menjadi semakin buruk. Sebuah penelitian dari Epel, dkk. (2012) menyebutkan pikiran yang mengembara memiliki hubungan dengan penuaan sel.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan orang yang pikirannya sering mengembara memiliki telomer yang lebih pendek pada sel darah putih. Telomer merupakan bagian dari kromosom dari suatu sel dan berfungsi sebagai pelindung pada ujung kromosom.

Semakin telomer cepat rusak, maka kromosom dan juga sel juga akan cepat rusak. Pola tersebut akan mempercepat penuaan. 

Pikiran yang mindful merupakan antitesis dari pikiran yang mengembara.

Jika pikiran yang mengembara dapat mempercepat penuaan, maka semakin sering berlatih mindfulness dan mengembangkan pikiran yang mindful maka dapat menghambat penuaan.

Mindfulness dapat menjadi obat antiaging yang alami dan murah. 
Referensi:
Epel, E. S., Puterman, E., Lin, J., Blackburn, E., Lazaro, A., & Berry Mendes, W. (2012). Wandering minds and aging cells. Clinical Psychological Science, XX(X), 1-9, doi: 10.1177/2167702612460234.

Sumber gambar:
https://askabiologist.asu.edu/plosable/cellular-fountain-youth

Share:

5 komentar:

  1. Terima kasih literatur dan pnuturannya. Sangat membantu dan meningkatkan kapasitas pribadi
    Salam sukses dan mulia
    Coach erwin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Coach Erwin sudah berkunjung di blog Mindfulnesia.
      Semoga artikel-artikel kami memberi kebermanfaatan bagi yang membacanya, khususnya Anda.

      Hapus
  2. Kalo ada teknis2 untuk meningkatkan mindfullness baik meditasi, tehnik pernafasan dan lainnya boleh di share juga ...Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung di blog Mindfulnesia. Untuk meditasi napas secara singkat dibahasi di http://www.mindfulnesia.id/2017/03/berlatih-mindfulness.html

      Hapus
  3. Masya Allah...semua artikelnya sangat bermanfaat Coach....

    BalasHapus