Minggu, 16 September 2018

Mindful Hijrah


Oleh Duddy Fachrudin

“Wajar kan orang ingin merahasiakan satu atau dua hal dari masa lalunya? Kamu juga begitu kan? Makanya memutuskan menjadi pengembara.”
(Kaoru Kamiya)

“Ya, memang...”

Hanya itu jawaban Kenshin Himura di awal perjumpaannya dengan Nona Kaoru dalam kisah Roman Samurai X karya Nobuhiro Watsuki. Rurouni Kenshin dimulai dengan sebuah perjumpaan Kaoru dengan Kenshin secara tak sengaja. Kenshin, Sang Battosai mengaku kepada Kaoru hanyalah seorang pengembara yang tak tahu tujuan pasti dari pengembaraannya itu. Ia mengembara setelah zaman Bakufu (Shogun) berganti ke Restorasi Meiji.

Kaoru yang merupakan seorang guru pedang di Dojo Kamiyakasin saat itu sedang mengalami masalah. Dojo warisan ayahnya berusaha diambil paksa oleh orang-orang yang hanya mementingkan uang. Saat itulah Kenshin membantu. Dia mengayunkan pedang Sakabatonya untuk menjatuhkan penjahat-penjahat tengil tersebut. Dari situlah ternyata Kaoru mengetahui bahwa Kenshin adalah seorang pembantai yang ikut mensukseskan terbentuknya zaman baru (Meiji).

“Maafkan aku nona Kaoru. Aku bukan ingin menyembunyikan rahasiaku. Hanya saja kalau bisa... Aku tak mau menceritakannya.”

Masa lalu. Meninggalkan kisah tersendiri bagi pemiliknya. Pembantai, itulah masa lalu Kenshin, sehingga ia lebih baik menyimpan kisahnya daripada menceritakan kepada orang lain yang bisa saja meresahkan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu ia lebih baik memakai “Pengembara” sebagai jati dirinya yang baru.

Kenshin adalah orang yang ingin melupakan masa lalunya dan membangun kembali masa depannya dengan Sakabato (pedang bermata terbalik) dan ilmu pedang yang ia miliki untuk melindungi kaum-kaum yang lemah dan menegakkan keadilan di Jepang. Tidak banyak orang seperti Kenshin, tapi yang jelas orang-orang seperti inilah yang kemudian banyak memberikan kebahagiaan di sekitarnya.

Kamis, 28 Februari 2008 Bangun Sugito alias Gito Rollies, rocker The Rollies era 70’an telah kembali kepada sang Pencipta. Meninggalnya laki-laki berusia 61 tahun ini meninggalkan duka sekaligus senyuman bagi orang-orang yang mengenalnya.

Gito Rollies memiliki masa lalu yang sama seperti halnya Kenshin. Narkoba, lama menjadikan dirinya hidup dalam sebuah kesenangan sekaligus penderitaan duniawi. Masa-masa kelam itu pun berangsur setelah Gito bertaubat.

“Aku ingin mati di atas panggung,” salah satu kalimat yang pernah terlontar dari mulut Gito Rollies. Namun ia juga mengatakan, “Aku ingin meninggal ketika berdakwah.” Pengembaraan dimulai seorang Gito Rollies setelah “zaman” narkoba dalam hidupnya berganti ke “zaman” menuntun kebaikan. Dan akhirnya Gito Rollies bisa mewujudkan salah satu dari dua keinginannya.

Sumber tulisan:
Fachrudin, D. 2011. 10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia. Solo: Metagraf.

Sumber gambar:
https://otakukart.com/news/rurouni-kenshin-stage-play/
Share:

0 komentar:

Posting Komentar