Kamis, 13 Desember 2018

Doa Penangkal Belanja (Bagian 2, Habis)


Oleh Tauhid Nur Azhar

Akan tetapi, ketika tangan (kulit) kita menyentuh dan meraba kain tersebut, lengkaplah sudah "berkas-berkas" sensor yang terkumpul di talamus untuk selanjutnya dikirim ke korteks otak.

Gerakan dan sensasi ketika menyentuh direncanakan dan melibatkan beberapa bagian otak sekaligus, mulai dari serebelum, girus singulata (bagian dari striatum) sampai daerah kenyamanan (korteks preorbital dan kawan-kawan). Akumulasi sensasi inilah yang membuat otak tidak kuasa untuk menahan gejolak. 

Amigdala akan bekerja dan mulai mengembangkan emosi negatif berupa ketakutan akan hilangnya kenyamanan jika kita tidak bergegas untuk membeli. Pada saat itulah seorang shopaholic (orang yang gila belanja) akan kehilangan akal sehatnya, dan pada saat diraba-raba pula seorang yang semula berperilaku alim dapat kehilangan kemampuan mengendalikan dirinya.

Oleh karena itu, sangat beralasan apabila Rasulullah Saw. memerintahkan kita untuk berdoa dan memohon perlindungan ketika hendak melakukan aktivitas, termasuk saat hendak berbelanja. Ada doa yang sebaiknya kita baca sebelum masuk ke pusat perbelanjaan, yaitu:

"Bismillâhi Allâhumma inni as aluka min khairi hâdihissûqi wa khairi mâ fîhâ wa a’udzubika min syarri hâdihissûqi wa syarri mâ fîhâ, wa a’udzubika an ashabtu fîhâ yamînan fâjiratun aushafaqatan khâsiratan." (HR Tirmidzi)

Artinya, "Dengan nama Allah. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan pasar ini dan kebaikan yang terdapat di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pasar ini dan keburukan yang terdapat di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari terkena sumpah palsu dan dari perniagaan yang merugi di sana."

Doa ini bukan sekadar untuk berlindung dari kejahatan pencopet, pencuri, kecurangan, kerugian, atau hal-hal membahayakan lainnya, tetapi juga melindungi kita dari kecenderungan buruk dalam diri, yang apabila tidak dikendalikan bisa menguras isi dompet kita.


Sumber gambar:
https://www.mnn.com/lifestyle/responsible-living/stories/7-signs-you-may-be-addicted-shopping

Share:

0 komentar:

Posting Komentar