Senin, 12 Oktober 2020

Terapi Mindfulness: Konflik dalam Diri



Oleh Duddy Fachrudin

Permasalahan psikologis utama yang terjadi pada diri manusia adalah konflik dalam diri, karena hampir setiap hari manusia mengalami konflik. 

Saat bangun pagi, sebagian besar dari kita menengok jam lalu setelah mengetahui pukul berapa kita bangun, bagian diri kita berkata, “Oh masih jam 3 pagi”, lalu dengan refleksnya kita menarik selimut dan bersiap tidur kembali. Tiba-tiba sebelum kita terlelap lagi, terdengar sesuatu di dalam hati, “Hei... kenapa kau tidur lagi. Ayo bangun dan sholat tahajud.” 

Itulah konflik, dan dapat kita temui dalam kehidupan sejak bangun hingga bersiap untuk tidur kembali.

Contoh lain adalah ketika saya diminta seorang sahabat untuk memberikan terapi kepadanya agar ia bisa mengurangi frekuensi menonton drama Korea dan bisa lebih menggunakan waktunya untuk belajar. 

Kebiasaan sahabat saya menonton drama Korea ternyata mengusik agenda belajarnya. Atau... aktivitas belajarnya yang justru mengganggu kesenangannya menonton drama Korea?

Konflik dalam diri terjadi karena pertentangan antara dua atau lebih bagian diri dalam diri kita. Dalam kasus di atas, satu bagian diri sahabat saya mengatakan, “Nanti ya belajarnya, nonton drama Korea dulu”, dan satu bagian diri yang lain, “Tapi ini kan waktunya belajar, kenapa malah nonton?”

Dalam mindfulness, saat terjadi konflik antar bagian diri, kita perlu mengamati (pay attention) dan  menyadari (aware) kehadiran bagian-bagian diri tersebut. Lalu memahami apa tujuan yang diinginkan bagian-bagian diri tersebut serta menerimanya (acceptance). Langkah terakhir, diri kitalah yang mendamaikan mereka dengan kebijaksanaan tertinggi. 

Maka, teruslah berlatih mendamaikan diri... saat diri telah damai, maka kita tumbuh menjadi pribadi seimbang, kokoh, dan utuh. 

Sumber gambar:

Share:

0 komentar:

Posting Komentar