Rabu, 20 Oktober 2021

Sikap Mindfulness Beginner's Mind: Gila Pada Jamannya (Bagian 2)



Oleh Tauhid Nur Azhar

Terlepas dari berbagai metodologi ilmiah yang berkembang tersebut, Semmelweis melihat bahwa kasus kematian di bangsal persalinan tentulah ada mekanisme sebab akibatnya. Untuk menemukan jawaban atas hipotesis sementaranya itu Semmelweis melakukan pengamatan dan pencatatan yang cukup detil terkait dengan berbagai kondisi, kegiatan, dan prosedur medis, serta berbagai peristiwa yang terjadi di kedua bangsal.

Semula Semmelweis menaruh curiga pada posisi pasien terkait prosedur medis yang dilakukan. Hal tersebut mengemuka karena ia melihat adanya perbedaan posisi pasien di kedua bangsal. Tetapi setelah dilakukan perubahan dan posisi pasien di kedua bangsal disamakan tetap saja perbandingan tingkat kematian tidak berubah.

Semmelweis berpikir keras dan mencoba mencari faktor penyebab lain yang dapat menjadi alasan rasional terjadinya ketimpangan tingkat kematian tersebut. Tak lama ia melihat bahwa ada kemungkinan kehadiran pendeta dan ritualnya setiap ada kematian di bangsal persalinan dapat memicu stres dan tekanan mental yang berakibat fatal pada pasien. 

Semmelweis melihat adanya perbedaan ritual di bangsal yang ditangani dokter dan di bangsal persalinan bidan. Sebenarnya pemikiran Semmelweis ini sudah menjangkau pendekatan psikoneuroimunologi yang saat ini berkembang pesat. Sayangnya saat itu setelah upaya meminimalisir ritual dan mengubah pola kunjungan rohani, ternyata tetap tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari perbandingan angka kematian semula.

Semmelweis tak menyerah apalagi putus asa, ia terus berusaha mencoba mencari alasan paling rasional yang menjadi penyebab utama tingginya angka kematian di bangsal para dokter dan mahasiswa kedokteran. Hingga pada suatu hari Semmelweis mendapat kabar duka tentang kematian koleganya, seorang patolog, yang diduga akibat terkontaminasi dan terinfeksi patogen saat melakukan autopsi. Dan kejadian semacam itu jamak terjadi pada jaman itu. Patolog yang seyogianya bertugas mencari sebab sebab kematian melalui proses autopsi, kerap sakit dan bahkan meninggal karena tertular dari jenazah yang diautopsi.

Melihat kondisi tersebut Semmelweis mendapatkan suatu titik cerah. Dari catatan hasil observasinya, Semmelweis menemukan bahwa para dokter dan mahasiswa kedokteran selain menjalankan tugas klinik, juga mendapatkan penugasan untuk melakukan autopsi.

Ada kemungkinan pasca proses autopsi para dokter dan mahasiswa kedokteran yang langsung menangani persalinan justru menjadi vektor pembawa patogen infeksius ke pasiennya. Di zaman modern kondisi ini dikenal sebagai infeksi nosokomial.

Untuk membuktikan dan mencegah terjadinya kejadian serupa terus berlangsung, Semmelweis memperkenalkan metoda desinfeksi dengan menggunakan klorin/chlorine (Cl2) atau bentuk sediaannya NaOCl (sodium hipochloride). Hasil riset dan eksperimentasi kliniknya berhasil. Angka kematian di bangsal persalinan yang ditangani dokter dan mahasiswa kedokteran menurun seiring dengan diberlakukannya protokol mencuci tangan dengan klorin sebelum melakukan tindakan persalinan.

Sumber gambar:
Share:

0 komentar:

Posting Komentar