Senin, 30 Oktober 2017

Atensi, Ihsan, dan Excellent Service

Sudahkan saya menerapkan pelayanan prima?

Oleh Duddy Fachrudin

Buku bagi saya sudah menjadi suatu kebutuhan utama. Meskipun saat ini sedang ngetrend digitalisasi buku, namun tetap buku versi cetak lebih nyaman untuk dibaca. Selain itu kita bisa merasakan tekstur kertas, termasuk baunya kertas itu sendiri. membaca buku versi cetak lebih membuat kita lebih hadir sepenuhnya atau mindful dibanding buku digital.

Karena kebutuhan itu pula saya sering berkunjung ke toko buku. Pada suatu kesempatan terlintas sebuah buku yang ingin dibaca. Akhirnya saya mengunjungi sebuah toko buku untuk mencari buku tersebut.

Saat di pintu masuk toko buku tersebut saya menjumpai pemandangan yang tidak sepatutnya dilakukan oleh karyawan toko buku. Dua orang karyawan perempuan bagian kasir sedang asiknya bermain smartphone. Ketika saya menghampiri bagian penitipan barang pemandangan yang sama pun terlihat. Bahkan saat saya menaruh tas saya pandangan karyawan bagian penitipan barang tertuju hanya pada smarphone yang ia mainkan.

Saya hanya meng-oooo... dalam hati saya. Dunia digital mengalihkan dunia yang sesungguhnya.

Buku yang saya cari tidak ada. Dan saya hanya lima menit di toko buku tersebut. Ketika mengambil tas, karyawan penitipan barang lagi-lagi masih berkutat dengan gadget-nya. Tidak ada sapa, apalagi senyum.

Atensi di era digital ini begitu mahal. Padahal atensi merupakan kunci dari sebuah pelayanan. Tak ada pelayanan yang berkualitas tanpa atensi.

Maka wajar jika ada yang mengatakan, “Jika Anda tidak memberikan pelayanan yang berkualitas, maka orang lainlah yang akan melakukannya.”

Jika seorang istri atau suami tidak melayani pasangannya secara prima, maka mereka mungkin akan dilayani dengan baik oleh rekan kerjanya, sahabatnya, gadget-nya, atau robot pelayan. Begitu juga dengan pegawai Anda yang tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari manajemen, maka siap-siap mereka melayangkan surat pengunduran diri dan pindah ke organisasi yang lebih profesional terhadap sumber daya manusianya. Dan pelayanan menjadi elemen penting bagi seorang pelanggan untuk tetap setia terhadap produk Anda.

Kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan terletak pada karakter ihsan yang ada pada setiap individu. Ihsan berarti kebaikan. Seperti yang tersirat pada Al Qur’an surat Ar-Rahman ayat 60 yang berbunyi, “Tidak ada balasan dari ihsan (kebaikan) melainkan ihsan (kebaikan) pula.”

Melayani dengan empati, menyederhanakan (memudahkan) pelayanan, termasuk menyebut nama pelanggan Anda saat pelayanan dan mendoakan kebaikan terjadi dalam hidup mereka merupakan bentuk-bentuk ihsan. Bahkan ketika pelanggan Anda komplain dengan nada yang membuat kortisol dalam tubuh Anda naik, Anda tetap memperlakukan mereka dengan lemah lembut dan penuh cinta kasih (Qs. Al Furqan: 63).

Sumber gambar:
https://www.surveymonkey.com/mp/how-to-offer-excellent-customer-service/

Share:

0 komentar:

Posting Komentar