Mohamed Salah |
Oleh Duddy Fachrudin
Mo Salah, la, la, la, la, La, la, la, la, la, la...
Mo Salah, la, la, la, la, La, la, la, la, la, la...
(Nyanyian Suporter Liverpool)
Kaka meraih Ballon d’Or di tahun 2007. Setelah itu, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi bergantian menggenggamnya hingga tahun 2017. Dominasi satu dekade itu sepertinya akan terhenti di tahun 2018.
Satu nama mencuat karena permainan apiknya bersama Liverpool tahun ini. Mohamed Salah orangnya. Winger yang telah mencetak 44 gol dan 16 assist sampai detik ini bagi The Reds. Salah masih dapat menambah kontribusinya saat bermain di laga terakhir Liverpool di musim 2017-2018, yaitu melawan Real Madrid di Final Liga Champions.
Jika Salah mampu membawa Liverpool mengangkat si kuping besar (trofi Liga Champions), bukan tidak mungkin Ballon d’Or jatuh ke tangannya.
Jika Salah mampu membawa Liverpool mengangkat si kuping besar (trofi Liga Champions), bukan tidak mungkin Ballon d’Or jatuh ke tangannya.
Uniknya, Mo Salah—pemain yang baru saja menggondol penghargaan pemain terbaik versi Professional Footballers’ Association (PFA) itu memakai jersey bernomor 11 di Liverpool. Angka tersebut jika ditambahkan dengan 2007 (tahun terakhir dimana peraih Ballon d’Or bukan Ronaldo dan Messi) akan menghasilkan 2018. Ramalan bahwa Mo Salah menjadi Pemain Terbaik Dunia 2018 semakin mendekati kenyataan.
Live. Thrive. Flourish.
Kesuksesan yang diraihnya saat ini merupakan bentuk dari kerja keras, cerdas, dan ikhlas. Salah sebenarnya seorang bek kiri di klub pertamanya, El Mokawloon. Namun, pelatihnya kala itu melihat potensi yang luar biasa dari Mo Salah, yaitu menggiring bola. Akhirnya ia dipindah ke sayap kanan. Mo Salah kemudian berlatih dengan tekun dan terus meningkatkan kemampuannya.
Mo Salah lalu direkrut oleh FC Basel dan permainannya semakin ciamik. Hingga akhirnya The Blues Chelsea meminangnya. Namun sayang, Mo Salah tidak banyak mendapat kesempatan mengolah si kulit bundar di lapangan. Dalam kondisi seperti itu, ia tetap bersabar.
Live. Thrive. Flourish.
Kesuksesan yang diraihnya saat ini merupakan bentuk dari kerja keras, cerdas, dan ikhlas. Salah sebenarnya seorang bek kiri di klub pertamanya, El Mokawloon. Namun, pelatihnya kala itu melihat potensi yang luar biasa dari Mo Salah, yaitu menggiring bola. Akhirnya ia dipindah ke sayap kanan. Mo Salah kemudian berlatih dengan tekun dan terus meningkatkan kemampuannya.
Mo Salah lalu direkrut oleh FC Basel dan permainannya semakin ciamik. Hingga akhirnya The Blues Chelsea meminangnya. Namun sayang, Mo Salah tidak banyak mendapat kesempatan mengolah si kulit bundar di lapangan. Dalam kondisi seperti itu, ia tetap bersabar.
Fiorentina lalu meminjamnya dari Chelsea. Kembali ia menunjukkan kelasnya. AS Roma pun kepincut membeli pemuda kribo tersebut yang berasal dari desa kecil di Mesir bernama Nagrig. Tampil sebanyak 83 kali dan mencetak 34 gol sudah cukup bagi Liverpool untuk memboyongnya dari Srigala Roma.
Karirnya terus menanjak. Dan kini Salah telah menjadi fenomena, bukan hanya sebagai seorang pesepakbola profesional, tapi juga sebagai individu yang mengembangkan sikap mindfulness.
Hector Moreno, rekan setimnya mengatakan bahwa Salah merupakan orang yang kalem dan rendah hati. Uniknya lagi, Moreno membeberkan bahwa Salah hanya mengeluarkan 20% dari kemampuannya saat latihan. Less is more. Dan karena strategi ini, Salah dapat mencegah dirinya terkena cedera dan tampil maksimal saat pertandingan sebenarnya.
Dalam sebuah wawancara bersama CNN, Salah membagikan resep suksesnya untuk mengatasi tekanan sebagai pemain sepakbola profesional:
"You have to take it easy and carry on. I'm not nervous about that..."
Santai, jalani hidup dengan mudah dan sederhana, dan tidak perlu khawatir.
Hal ini bisa jadi muncul karena sikapnya yang senantiasa bersyukur dan dermawan. Tak jarang Mo Salah melakukan selebrasi setelah mencetak gol dengan bersujud di atas rumput.
Dan tak lupa ia bersedekah dari sebagian pendapatannya untuk mereka yang membutuhkan. Bahkan, saat ia diberi sebuah vila mewah oleh pemerintah Mesir atas jasanya meloloskan Negeri Piramida itu ke Piala Dunia 2018, ia menolaknya. Salah justru meminta hadiah itu diganti dalam bentuk donasi yang ditujukan untuk kampung halamannya.
Rasa syukur ditambah compassion dan lovingkindness ditunjukkan Salah kepada seorang perampok yang menggondol rumah orangtuanya. Dua hari setelah kejadian itu, si maling ditangkap. Ayah Salah berniat mengajukan tuntutan kepadanya. Namun Salah justru meminta Ayahandanya untuk membatalkan tuntutan tersebut. Lebih lanjut, Salah kemudian memberikan uang dan membantu si perampok untuk mendapatkan pekerjaan.
Maka, "la-in syakartum la-adziidannakum wala-in kafartum inna 'adzaabii lasyadiid." (QS. Ibrahim: 7)
Mohamed Salah... semoga dirimu selalu dinaungi kebaikan.
Sumber gambar:
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180413150503-142-290603/menanti-sujud-mohamed-salah-di-piala-dunia-2018
Karirnya terus menanjak. Dan kini Salah telah menjadi fenomena, bukan hanya sebagai seorang pesepakbola profesional, tapi juga sebagai individu yang mengembangkan sikap mindfulness.
Hector Moreno, rekan setimnya mengatakan bahwa Salah merupakan orang yang kalem dan rendah hati. Uniknya lagi, Moreno membeberkan bahwa Salah hanya mengeluarkan 20% dari kemampuannya saat latihan. Less is more. Dan karena strategi ini, Salah dapat mencegah dirinya terkena cedera dan tampil maksimal saat pertandingan sebenarnya.
Dalam sebuah wawancara bersama CNN, Salah membagikan resep suksesnya untuk mengatasi tekanan sebagai pemain sepakbola profesional:
"You have to take it easy and carry on. I'm not nervous about that..."
Santai, jalani hidup dengan mudah dan sederhana, dan tidak perlu khawatir.
Hal ini bisa jadi muncul karena sikapnya yang senantiasa bersyukur dan dermawan. Tak jarang Mo Salah melakukan selebrasi setelah mencetak gol dengan bersujud di atas rumput.
Dan tak lupa ia bersedekah dari sebagian pendapatannya untuk mereka yang membutuhkan. Bahkan, saat ia diberi sebuah vila mewah oleh pemerintah Mesir atas jasanya meloloskan Negeri Piramida itu ke Piala Dunia 2018, ia menolaknya. Salah justru meminta hadiah itu diganti dalam bentuk donasi yang ditujukan untuk kampung halamannya.
Rasa syukur ditambah compassion dan lovingkindness ditunjukkan Salah kepada seorang perampok yang menggondol rumah orangtuanya. Dua hari setelah kejadian itu, si maling ditangkap. Ayah Salah berniat mengajukan tuntutan kepadanya. Namun Salah justru meminta Ayahandanya untuk membatalkan tuntutan tersebut. Lebih lanjut, Salah kemudian memberikan uang dan membantu si perampok untuk mendapatkan pekerjaan.
Maka, "la-in syakartum la-adziidannakum wala-in kafartum inna 'adzaabii lasyadiid." (QS. Ibrahim: 7)
Mohamed Salah... semoga dirimu selalu dinaungi kebaikan.
Sumber gambar:
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180413150503-142-290603/menanti-sujud-mohamed-salah-di-piala-dunia-2018
0 komentar:
Posting Komentar