Jumat, 22 Februari 2019

Melatih Compassion dengan Menjadi Relawan


Oleh Duddy Fachrudin

Kata "volunteer" mulai terdengar sejak tahun 1755 dikalangan militer. Menjadi tentara secara sukarela saat itu mendapatkan bayaran, bahkan regular.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan sukarelawan berkembang luas di berbagai bidang. Makna di dalamnya pun lebih dalam karena para sukarelawan tidak mengharapkan imbalan berupa materi. Hal ini sesuai dengan karakteristik mereka, yaitu suka dan rela dalam mengikuti kegiatan yang bersifat sosial.

Lalu apa yang menjadi tujuan dari para relawan saat mengikuti kegiatan bersifat altruistik?

Saya sendiri pernah melakukan penelitian secara kualitatif mengenai hal ini, dan hasilnya sangat menarik. Para relawan memiliki niat dan tujuan untuk mendapatkan pengalaman, mengekspresikan kasih sayang (compassion), mendapatkan persetujuan sosial, mengembangkan karir, dan mengalihkan perhatian dari masalahnya.

Niat bersifat transformatif, artinya bisa berubah seiring berjalannya waktu. Dalam film Patch Adams, digambar seorang Hunter Adams awalnya menolong orang lain dapat mengalihkan perhatiannya dari masalah pribadi yang membelenggu. Kemudian perilaku tersebut terus diulang-ulang dan menjadi kebiasaan hingga akhirnya berujung pada pembentukan sifat dan karakter altruis penuh cinta kasih (compassion).

Maka melatih dan mengekspresikan compassion merupakan tujuan mulia dari aktivitas bersifat sukarela karena di dalamnya termasuk dalam kegiatan melayani. Di saat individu atau kelompok memberi, berbagi, dan melayani, maka saat itu pula mereka menyadari (mindful) dan menerima dirinya sebagai mahluk yang memiliki misi menebar kebermanfaatan kepada sesama dan semesta.

Sumber gambar:
https://picgra.com/user/duddyfahri/10148958272

Share:

0 komentar:

Posting Komentar