Selasa, 08 Oktober 2019

Menjalani Koas dengan Mindful


Oleh Duddy Fachrudin

Syahdan, Rizki telah selesai menempuh 8 semester di Fakultas Kedokteran (FK) dengan nilai yang sangat memuaskan. Orangtua dan saudara-saudara tercintanya begitu bangga. Bahkan kucing dan ayam peliharaannya juga ikut senang ketika mengetahui majikannya akan menapaki langkah berikutnya untuk menjadi seorang dokter.

Koas. Fase yang begitu ditunggu sejak awal masuk FK kini benar-benar ada di hadapannya. Setiap hari, Rizki begitu merindukan tahap ini. Dalam tidurnya ia seringkali bermimpi sedang berinteraksi dengan pasien dan konsulen di Rumah Sakit.

Namun, saat asyik-asyik pulang ke Dermayu dan memberi butiran jagung untuk ayam kesayangannya, terbersit satu kebingungan yang menjadi kendalanya saat itu. Apa ya yang perlu jadi bekalku agar bisa sukses menjalani koas?

Dalam gelisahnya ia teringat dr. Ayat yang juga memiliki pesantren di pesisir Karangampel. Buya Ayat--begitu panggilannya, memiliki pemahaman ilmu yang luas sehingga banyak orang berdatangan untuk meminta nasihat kepadanya.

Tak terkecuali pemuda satu ini. Ia datang ke padepokan Buya Ayat sambil membawa ayam goreng kampung--yang rupanya adalah ayam kesayangannya. Tak lupa sambal bawang dan lalapan ia bawa untuk menambahkan kelezatan pada ayam goreng kampungnya.

Sesampainya di Karangampel, Rizki disambut baik oleh Buya Ayat yang kebetulan saat itu memang sedang tidak bekerja. Ia terlihat sedang leyeh-leyeh sambil sesekali mencorat coret sebuah kanvas. Rupanya Buya Ayat sedang menulis kaligrafi. Ia tuangkan hobinya di saat sore dimana senja menyapanya.

Bau sambal bawang dan ayam goreng membuatnya berhenti dari menggores tinta. Kepalanya menengok ke kanan dan kiri mencari tanda hadirnya stimulus yang merangsang saraf olfaktoriusnya.

Rizki pun tiba dan disambut Buya Ayat dengan sukacita. Aha, ini dia rupanya sumber kebahagiaanku hari ini, ujar Buya polos.

Sambil makan ayam goreng kesayangan, Rizki menuturkan keluh kesahnya. Sambil memohon ia berkata, Buya, berikan aku nasihat, agar koas ini berjalan lancar...

Buya tak langsung menanggapi permintaan orang di depannya. Mulutnya masih penuh dengan ayam, sambal bawang, dan nasi. Setelah menegak air kelapa yang dipetik dari belakang rumahnya, Buya berkata:

Gini aja ya, sebenarnya tidak ada rumus kesuksesan. Cuma aku kasih tips aja menurutku. Ini boleh dilakukan boleh tidak...

Jalani koas dengan KOAS. Apa itu KOAS?

K: Kindness, kamu mengembangkan kebaikan kepada pasien, teman-teman, konsulen, dan siapapun yang kamu temui selama stase. Wis pokoe berbuat baik, hadirkan cinta dan kasih sayang.

O: Open Mind, kamu harus terbuka, jangan sok pinter. Jadilah seperti bayi yang penasaran saat ketemu objek baru. Matanya berbinar-binar dapat ilmu baru. Supaya open mind, kosongkan gelasmu, jadilah bodoh, supaya belajar terus.

A: Awareness, eling, sadar, menyadari posisimu sebagai calon dokter dengan segala tanggungjawabnya. Lalu menyadari pasien adalah seorang manusia yang perlu kita perlakukan sebagai manusia. Menyadari segala hal. Kesadaran ini kunci dari berfungsinya kecerdasan.

S: Sincerity, tulus, ikhlas dalam menjalani semuanya. Ga perlu apa untungnya saya kalau begini, apa ruginya saya kalau begitu. Koas ini satu tahap untuk dirimu menjadi dokter sejati. Sebuah fase latihan di kawah candradimuka agar kamu jadi dokter yang mengabdi pada kemanusiaan dengan ikhlas.

Rizki mendengarkan seksama pencerahan dari Buya Ayat. Wajahnya sumringah seakan memiliki makna akan kehidupan bernama koas yang sebentar lagi dijalaninya.

Tak terasa sajian ayam kesayangan Rizki yang ikhlas dijadikan ayam goreng sudah habis. Sore itu benar-benar indah, seindah hamparan mimpi yang biasa mampir dalam malam-malam Rizki.

Mimpi?

Rizki terbangun. Jam di hape-nya menunjukkan pukul 7 pagi.

Waduh, PBL blok 3.1 nih...

Langsung berkemas ia, cuci muka seadanya, lalu memakai sepatu. Keluar dari kosnya bertemu dengan Tito.

Ki, mau kemana?

Sambil terburu-buru Rizki menjawab Tito.

PBL cuy...

Tito terheran-heran, Lu PBL ga pake celana...?

Sumber gambar:

Share:

0 komentar:

Posting Komentar