Selasa, 15 Agustus 2017

Proklamasi, Mindfulness, dan Kesejahteraan Bangsa Indonesia (bagian 2)


Oleh Duddy Fachrudin




Kemerdekaan, Kesejahteraan, dan Ketenangan

Meskipun muncul rasa was-was dan gelisah akan munculnya tentara Jepang, rakyat yang berkumpul dengan setia menanti momen proklamasi itu. Setelah menunggu kedatangan partnernya, yaitu Bung Hatta, Soekarno menuju mimbar dan mikrofon yang telah disiapkan. Bendera merah putih telah siap untuk dikibarkan. Seorang petugas Pembela Tanah Air (PETA) mengatur barisan. Dan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pun dilakukan sesuai dengan isinya yaitu dalam tempo sesingkat-singkatnya, bahkan dilakukan secara sederhana tanpa protokol resmi.

Hari itu menjadi hari yang paling penting dalam sejarah Indonesia. Sebuah momen yang telah mengubah status bangsa, yang sebelumnya adalah negara jajahan menjadi negara yang sepenuhnya merdeka. Inilah kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang telah lama dan ditunggu-tunggu karena ratusan tahun Indonesia dijajah oleh berbagai bangsa seperti Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang. Kesejahteraan yang diperoleh dari hasil perjuangan para pahlawan bangsa yang terus menerus. Kesejahteraan itu bernama kemerdekaan.

Jika menilik kembali bagaimana detik-detik proklamasi yang secara singkat telah diceritakan pada awal tulisan ini, bahwa terjadi perdebatan dan perbedaan pendapat antara Golongan Muda dan Golongan Tua. Golongan Muda ingin sesegera mungkin proklamasi dilakukan dengan tanpa pertimbangan yang matang. Namun ternyata Golongan Tua sebaliknya, semuanya perlu diperhitungkan dan tidak perlu terburu-buru.

Ketenangan pada akhirnya memainkan peran penting dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Golongan Tua yang dipimpin Soekarno. Keputusan maupun saran-saran yang muncul merupakan hasil dari pertimbangan-pertimbangan yang holistik, konstruktif, dan futuristik yang merujuk fokus bukan hanya saat ini tapi juga masa depan. Maka sesungguhnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dilakukan dalam tempo singkat itu merupakan buah dari ketenangan pikiran dan emosi dari pemimpin-pemimpin revolusi tersebut.

1 Sebelumnya <> Berikutnya 3 4 5 6

Share:

0 komentar:

Posting Komentar